Kamis, 18 Agustus 2016

National Geographic Indonesia

National Geographic Indonesia diresmikan pada 28 Maret 2005 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang disaksikan oleh pimpinan Kelompok Kompas Gramedia, Jakob Oetama. Pertama kali diterbitkan pada April 2005 oleh Gramedia Majalah.




Beberapa kegiatan yang pernah dilakukan NGI antara lain:
  • Fotografi Laut Dalam : Sebelum resmi diluncurkan, National Geographic Indonesia mengadakan presentasi dan diskusi foto bertema Fotografi Laut Dalam bersama Emory Kristof, fotografer National Geographic pada 24 Januari 2005. Lalu dilanjutkan dengan pameran rangkaian foto karya Emory di Gedung Arsip Nasional.
  • Pameran Arkeologi : Usai peresmian di Gedung Arsip Nasional, Jakarta, National Geographic Indonesia Homo floresiensis) dari Flores, Nusa Tenggara Timur oleh tim peneliti dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dan Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia. mengadakan pameran arkeologi Indonesia. Acara yang digelar pada 29 Maret hingga 3 April 2005 dipuncaki dengan presentasi dan pemutaran film orang kerdil (Homo floresiensis).
  • Ekspedisi Jatropha : Sebuah kegiatan eksperimental guna menguji coba penggunaan bahan bakar alternatif minyak jarak pagar (Jatropha curcas). Ekspedisi menempuh rute Atambua-Jakarta.
  • Indonesia Reef : Upaya konservasi terumbu karang sekaligus mempromosikan wisata bahari di berbagai titik penyelaman Nusantara, diikuti oleh puluhan sukarelawan selam.
  • Pameran Foto Cheng Ho : National Geographic Indonesia turut ambil bagian dalam Peringatan 600 Tahun Perjalanan Laksamana Cheng Ho yang dipusatkan di Semarang, Jawa Tengah. Selama lima hari, 3–7 Agustus 2005, diadakan Pameran Foto Cheng Ho karya Michael Yamashita, fotografer National Geographic yang mendapat penugasan untuk membuat foto napak tilas sang laksamana yang digelar di PPRP Semarang. Pada tanggal 4 Agustus 2005 malam, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik, dan Menteri Perindustrian dan Perdagangan, Marie Elka Pangestu, berkesempatan membuka dan menyapa sang fotografer yang kebetulan tengah singgah dalam rangka penelusuran jejak sejarah Cheng Ho bersama awak National Geographic Television. Selepas pembukaan, Mike menampilkan presentasi fotografi yang diikuti dengan antusisas oleh ratusan anggota National Geographic Society di Indonesia. Melanjutkan sukses serupa di Bangka dan Semarang, pameran foto liputan Cheng Ho dilanjutkan ke Sasana Budaya Ganesha, Institut Teknologi Bandung, Jawa Barat. Setelah itu, pameran diboyong ke Jakarta, Surabaya, dan Medan.
  • Penelitian Orang Pendek di Kerinci : Sejak 22 September 2005, Dr. Peter U Tse, penerima hibah Expedition Council National Geographic Society, melakukan penelitian tentang orang kerdil di Kerinci, Jambi selama dua tahun. Bersama timnya, Dr. Tse memasang kamera perangkap dalam rangkaian penelitian untuk membuktikan keberadaaan misteri yang belum juga terkuak hingga kini. Pada hari pertamanya di Sungaipenuh, Dr. Tse dan tim, yang diikuti pula National Geographic Indonesia, mendapat sambutan hangat dari Bupati Kerinci, H. Fauzi Siin.
  • Teleskop Antariksa Spitzer : Menyambut liputan keunggulan Teleskop Antariksa Spitzer, National Geographic Indonesia menggelar presentasi di planetarium dan observatorium milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada tanggal 17 Desember 2005. Bambang Hidayat, salah seorang dewan pakar majalah ini, dan Widya Sawitar dari planetarium mengajak 500 pendaftar terawal dari anggota National Geographic Society untuk mendalami teleskop yang mengungkap tempat kelahiran bintang-bintang.
  • Rock Art Exhibition 2006 : National Geographic Indonesia membuka mata masyarakat Indonesia dengan gelaran Rock Art Exhibition 2006. Acara pada awal tahun 2006 ini digelar di tiga kota, Jakarta, Balikpapan, dan Sangatta, Kalimantan Timur. Acara ini didukung penuh oleh PT Kaltim Prima Coal serta dibantu oleh beberapa institusi, seperti Balai Arkeologi Kalimantan, Himpunan Kegiatan Speleologi Indonesia (HIKESPI), Le Kalimantanthrope, dan PP Seni Rupa Institut Teknologi Bandung.
Secara reguler, National Geographic Indonesia juga mengadakan acara-acara diskusi publik bertemakan fotografi, konservasi, dan lain-lain.

Untuk mendapakan Jaket National geographic Indonesia yang bertuliskan Photographer ini, kalian bisa mengunjungi website indonesia-shop.com, so jaket ini juga sangat cocok untuk menemani kalian hunting dan sangat keren juga di pakai pada acara resmi.  Jaket national geographic dengan warna Crem ini sangat terlihat stylish dengan sablon National geographic indonesia. jaket ini bisa di pakai untuk kumpul bareng temen tapi sangat cocok juga di pakai untuk menghadiri acara resmi . jaket ini tidak panas karena menggunakan bahan yang berkualitas loh guys. Check it Now!!!

1 komentar:

  1. Titanium Alloy Art | TITIAN ART | TITIAN ART | TITIAN
    TITIAN ART · TITIAN ART · TITIAN ART · 2017 ford focus titanium TITIAN titanium nose hoop ART · TITIAN ART ceramic vs titanium flat iron · TITIAN ART · TITIAN ART · TITIAN ART · TITIAN ART 토토사이트 · men\'s titanium wedding bands TITIAN ART · TITIAN ART · TITIAN ART

    BalasHapus